Para ilmuwan telah mempelajari pemanasan global berdasarkan model-model
computer berdasarkan prinsip-prinsip dasar dinamikan fluida, transfer
radiasi, dan proses-proses lainya, dengan beberapa penyederhanaan
disebabkan keterbatasan kemampuan komputer. Model-model ini
memprediksikan bahwa penambahan gas-gas rumah kaca berefek pada iklim
yang lebih hangat.[16] Walaupun digunakan asumsi-asumsi yang sama terhadap konsentrasi gas rumah kaca pada masa depan, sensitivitas iklimnya masih akan berada pada suatu rentang tertentu.
Perhitungan pemanasan global pada tahun 2001 dari beberapa
model iklim berdasarkan scenario
SRES A2, yang mengasumsikan tidak ada tindakan yang dilakukan untuk mengurangi emisi.
Dengan memasukkan unsur-unsur ketidakpastian terhadap konsentrasi gas
rumah kaca dan pemodelan iklim, IPCC memperkirakan pemanasan sekitar
1.1 °C hingga 6.4 °C (2.0 °F hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.
[1]
Model-model iklim juga digunakan untuk menyelidiki penyebab-penyebab
perubahan iklim yang terjadi saat ini dengan membandingkan perubahan
yang teramati dengan hasil prediksi model terhadap berbagai penyebab,
baik alami maupun aktivitas manusia.
Model iklim saat ini menghasilkan kemiripan yang cukup baik dengan
perubahan suhu global hasil pengamatan selama seratus tahun terakhir,
tetapi tidak mensimulasi semua aspek dari iklim.
[17]
Model-model ini tidak secara pasti menyatakan bahwa pemanasan yang
terjadi antara tahun 1910 hingga 1945 disebabkan oleh proses alami atau
aktivitas manusia; akan tetapi; mereka menunjukkan bahwa pemanasan sejak
tahun 1975 didominasi oleh emisi gas-gas yang dihasilkan manusia.
Sebagian besar model-model iklim, ketika menghitung iklim pada masa
depan, dilakukan berdasarkan skenario-skenario gas rumah kaca, biasanya
dari Laporan Khusus terhadap Skenario Emisi (
Special Report on Emissions Scenarios / SRES) IPCC. Yang jarang dilakukan, model menghitung dengan menambahkan simulasi terhadap
siklus karbon;
yang biasanya menghasilkan umpan balik yang positif, walaupun responnya
masih belum pasti (untuk skenario A2 SRES, respon bervariasi antara
penambahan 20 dan 200 ppm CO
2). Beberapa studi-studi juga menunjukkan beberapa umpan balik positif.
[18][19][20]
Pengaruh awan juga merupakan salah satu sumber yang menimbulkan
ketidakpastian terhadap model-model yang dihasilkan saat ini, walaupun
sekarang telah ada kemajuan dalam menyelesaikan masalah ini.
[21]
Saat ini juga terjadi diskusi-diskusi yang masih berlanjut mengenai
apakah model-model iklim mengesampingkan efek-efek umpan balik dan tak
langsung dari
variasi Matahari.
0 komentar:
Posting Komentar