Minggu, 20 Januari 2013

Perang Budak Ketiga

Kematian Spartacus
Perang Budak Ketiga, disebut juga Perang Gladiator dan Perang Spartacus oleh Plutarkhos, merupakan pemberontakan budak melawan Republik Romawi yang terjadi pada tahun 73-71 SM. Perang ini merupakan pemberontakan budak terakhir di Romawi, setelah sebelumnya terjadi beberapa kali pemberontakan budak, secara keseluruhan dikenal sebagai Perang Budak Romawi, yang tak berkaitan. Perang Budak Ketiga, seperti semua pemberontakan budak yang terjadi sebelumnya, berakhir dengan kegagalan.
Perang Budak Ketiga merupakan satu-satunya pemberontakan budak yang secara langsung mengancam wilayah inti Romawi di Italia dan sangat membuat rakyat Romawi ketakutan akibat gerombolan budak pemberontak, yang dengan cepat bertambah banyak, berulang kali memperoleh kemenangan atas pasukan Romawi antara tahun 73 dan 71 SM. Pemberontakan pada akhirnya berhasil dihentikan melalui upaya militer terkonsentrasi di bawah satu komandan, yaitu Marcus Licinius Crassus, meskipun pemberontakan ini tetap memberikan pengaruh tak langsung terhadap politik Romawi bertahun-tahun setelahnya.
Antara tahun 73 dan 71 SM segerombolan budak pelarian-awalnya berupa kelompok kecil yang terdiri atas 78[1] gladiator pelarian yang kemudian berkembang menjadi lebih dari 120,000[2] pria, wanita, dan anak-anak—berkeliaran di seluruh Italia dan banyak melakukan penjarahan di sana dengan relatif sukes di bawah kepemimpinan beberapa orang, termasuk jenderal gladiator yang terkenal Spartacus. Para petarung dalam gerombolan ini secara mengejutkan menjadi pasukan bersenjata yang efektif dan berulang kali mampu bertahan menghadapi militer Romawi, mulai dari patroli Campania setempat, milisi Romawi, hingga legiun Romawi terlatih di bawah komando konsul. Plutarkhos menggambarkan tindakan para budak sebagai upaya budak Romawi untuk kabur dari tuan mereka dan melarikan di melalui Galia Cisalpina, sedangkan Appianos dan Florus menggambarkan pemberontakan ini sebagai persang saudara yang mana para budak melancarkan kampanye untuk menaklukan kota Roma.
Keberhasilan militer gerombolan ini yang berkelanjutan serta penjarahan yang mereka lakukan terhadap kota-kota dan daerah pedesaan Romawi membuat Senat Romawi semakin lama semakin waspada dan pada akhirnya Romawi mengerahkan pasukan sebanyak delapan legiun di bawah pimpinan Marcus Licinius Crassus yang keras namun efektif. Perang berakhir pada tahun 71 SM ketika pasukan Spartacus, setelah menjalani pertempuran yang panjang dan keras, terus mundur ketika legiun Crassus mendekat. Setelah menyadari bahwa legiun Gnaeus Pompeius Magnus dan Marcus Terentius Varro Lucullus sedang bergerak untuk mengurung mereka, gerombolan budak akhirnya melancarkan serangan penuh terhadap legiun Crassus dan secara telak dikalahkan.
Perang Budak Ketiga menjadi signifikan dalam sejarah Romawi kuno secara lebih luas dalam pengaruhnya terhadap karier Pompeius dan Crassus. Dua jenderal ini memanfaatkan keberhasilan mereka dalam memadamkan pemberontakan untuk meningkatkan karier politik mereka, menggunakan dukungan rakyat dan ancaman tersirat legiun mereka untuk mempengaruhi pemilihan konsul pada tahun 70 SM demi kepentingan mereka. Tindakan mereka sebagai Konsul kelak sangat berpengaruh dalam subversi lembaga politik Romawi dan pada akhirnya ikut berperan dalam peralihan Republik Romawi menjadi Kekaisaran Romawi.
http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Budak_Ketiga

0 komentar:

Posting Komentar